BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Minat adalah variable penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan seperti yang dikemukan Effendi (1995 ) bahwa belajar dengan minat akan lebih bain dari pada belajar tanpa minat. Rendahnya minat belajar siswa di SD Negeri 091656 Pematang Bandar Kabupaten Siamlungun terhadap mata pelajaran sains selama ini menandakan bahwa pembelajaran sains kurang menarik. Hal ini terbukti dari setiap hasil analisis pada setiap ulangan harian daya serap siswa di bawah 65% ( tidak tuntas )
Berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar siswa antara lain dengan pemberian pelajaran tambahan paa kelas V, penyediaan LKS yang dilengkapin dengan sejumlah soal-soal latihan, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Dasi kenyataan tersebut dapat diduga penyebab mengapa prestasi belajar siswa rendah pada setiap ulangan sains antara lain : siswa kurang memahami konsep pengajaran sains, Jam belajar sains berada pada jam terakhir. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah, minat baca sisswa terhadap buku teks sains rendah, Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar.
Dari sejumlah permasalahan tersebut diatas sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian yaitu yang berkaitan dengan siswa pada belajar sains. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam belajar sains disebabkan guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi verbal/havalan.
Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatka anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran akibatnya materi tesebut menjadi kurang menarik.
Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat belajar pada pembelajaran sains dengan menerapkan metode out door study atau metode diluar ruangan kelas dengan pemberian tugas pada siswa (Karjawati : 1995 ) menyatakan bahwa metode out door study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar diluar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
Melalui metode out door study lingkuan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif,kreatir dan akrab dengan lingkungan. Metode out door study pada pengajar sains menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian, kerja sama atau gotong royong dan meningkatkan minat pada sains ( Nursid Sumaatmadja 1996 ) dengan demikian diharapkan metode out door study dalam pengajaran sains dapat meningkatkan minat belajar kelas V SD Negeri 091656 Pematang Bandar Kab. Siamlungun.
Pemilihan lingkungan diluar sekolah sebagai sumber belajar hendaknya disesuaikan dengan materi pelajarannya. Dalam hal ini materi yang sesuai dengan materi tersebut adalah materi kelas V yang banyak menyangkut sumber daya alam yang ada disekitar kita. Melalui metode out door study, bentuk tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan anak didik pada batas frekwensi yang tetap mengarah dan menggairahkan mereka sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari peneitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran sains.
1.2. Perumusan Dan Pemecahan Masalah
- Rumusan masalah
Apakah model pembelajaran out door study (metode di luar rungan kelas) dapat meningkatkan minat belajar sains bagi siswa ?
- Pemecahan masalah
Jika selama ini model pembelajaran yang dilakukan disekolah-sekolah adalah dengan metode coorperative learning dam memberikan pekerjaa rumah ( PR) atau membaca buku sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa yang mengakibatkan kurangnya minat belajar terutama pada mata pelajaran sains yang selalu dihantui oleh hafalan –hafalan maka dengan metode pembelajaran out door study menjadikan solusi untuk menumbuhkan minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran sains. Model pembejaran out door study ( metode di luar rungan kelas ) membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya lebih bermakna bagi siswa.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah agar siswa meningkatkan minatnya dalam belajar sains sehingga siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap yang positif.
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
- Bagi Siswa
Siswa termotivasi sehingga senang belajar sains dan dapa memperoleh pengalaman belajar
- Bagi Guru
Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran
- Bagi sekolah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
- Bagi Pengembangan Kurikulum
Merupakan upaya penyempurnaan kurikulum
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Minat
Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan ddan tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1991). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami,sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa,baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.
2. 2. Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalaui interaksi dengan lingkungan (Hamlik Pemar: 2001) menurut pengertiaan ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku,maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Adapun ciri – ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar (Slameto : 1991) adalah sebagai berikut :
a. Perubahan Yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti bahwa individu yang belajar, akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang – kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional.
Suatu perubahan yang akan terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya
c. Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan AKtif.
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu perubahan tidak terjadi dengan sendirinya tetapi harus ada usaha individu itu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap atau permanen. Sementara itu, mengajar pada hakikatnya adalah memudahkan terciptanya situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar sehingga mengajar dapat pula di istilahkan sebagai pembelajaran.
Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdsakan siswa itu salah satunya dapat tercipta melalui model pembelajaran Out Door Study.
3.3. Model Pembelajaran Out Door Study.
Proses pengajaran di sekolah formal, tengah mengalami kejenuhan. Rutinitas proses belajar yang cenderun g kaku dan baku, tidak lagi mengutamakan ide kreatifitas setiap peserta didik karena semuanya harus berpola linear didalam kelas. (Pedagogy in door Learning). Metode yang diterapkan adalah sepersis mungkin apa yang tertulis dalam buku kalau bisa hafal hingga koma dan titik, apabila tidak sama dalam buku dianggap salah. Beginilah rupa dan sistem pendidikan yang telah kita jalani saat ini.
System pendidikan diatas terus mendapatkan kritikan, dengan asumsi setiap manusia telah memiliki sejumlah bakat dan pengetahuan, mestinya inilah yang harus diasah oleh dunia pendidikan. Lambat laun pendidikan ala Pedagogi mengalami proses kejenuhan belajar, sehingga memunculkan pendekatan baru yang kita kenal dengan belajar diluar ruangan (Out Door Learning), yang lebih memajukan unsur bermain sambil belajar (Andragogi). Proses belajar cenderung fleksibel, lebih mengutamakan kreatifitas dan inisiatif berdasarkan daya nalar peserta didik dengan menggunakan alam sebagai media. Inilah bentuk pendidikan yang sedang trent saat ini sehingga out door learning menjadi sebuah peluang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam Out Door learning pada prinsipnya memiliki kurikulum yang sama dengan pendidikan formal namun hanya kemasannya saja yang berbeda sehingga dapat diberikan tanpa dibatasi jenis kelamin, usia, ataupun status namun tetap merujuk pada output yang diharapkan. Jadi Out door learning bisa dilaksanakan pada anak-anak, usia sekolah, dan orang dewasa sekaligus.
Berikut bentuk-bentuk pendidikan out door learning yang menjadi lahan bisnis baru dalam dunia pendidikan :
1. Education, Training Plus
Adalah sebuah aktifitas pendidikan pada dasarnya sama dengan sekolah formal lainnya. Murid-murid akan tetap menerima pelajaran sesuai dengan kurikulum dari departemen pendidikan nasional. Metode pembelajarannya yang diajarkanpun selalu mengintegrasikan kurikulum formal, alam dan karakter. Untuk kurikulum diknas pelajaran seperti : Art, Science dan lain-lain dengan pola mengenal alam sambil bermain-main. Kurikulum karakter lebih kepembentuklan kepribadian dan akhlak sementara kurikulum alam meliputi pelajaran berkebun dan mengenal tumbuhan, beternak dan mengenal hewan. Guna mengasah kemandirian dan mental para peserta didik. Kegiatan ini bisa dimanfaatkan oleh peserta di usia sekolah (TK s/d SMA)
2. Gathering Plus
Merupakan suatu bentuk wisata di alam terbuka yang dirancang dalam suasana rekreasi, santai dan gembira dengan muatan educative.
3. Taman Bermain Dan Wisata Alam
Adalah rangkaian rintangan permainan yang dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menjadi simulasi kegiatan alam terbuka. Kegiatan ini membuka potensi diri yang selama ini belum diketahui sehingga melalui aktifitas Low dan High Rope ini muncullah rasa percaya diri.
4. Eksperiental Base Study.
Adalah kemasan kegiatan berupa pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat di aplikasikan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media. Proses pengenalan diri, minat dan bakat berbasiskan kurikulum sekolah sehingga program ini sangat efektif untuk para peserta karena mereka terlibat untuk melihat, mendengar dan langsung berbuat (Eksperiental Learning). Program ini dirancang bagi sekolah-sekolah unggulan sekolah dengan tetap mengutamakan factor keselamatan dan kenyamanan.
5. Knowledge Management
Adalah kemasan pendistribusian sejumlah pengetahuan yang akan menjadi pembelajaran bersama. Knowledge management ini telah formulasikan sebagai sumber pengatahuan bersama dan dapat di implementasikan dengan makna berguru pada alam Program ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, instansi dan sekolah-sekolah unggulan kota.
BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 091656 Pematang Bandar Kabupaten Simalungun. Jumlah siswa 25 orang dengan
latar belakang sosial ekonomi yang heterogen.
3.2.Persiapan Penelitian
Untuk memeperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis
telah memepersiapkan instrument dan penilaian.
3.3.Siklus Penelitian
SIKLUS I
Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Awal:
· Absensi siswa
· Mempersiapkan alat-alat dan media belajar
· Tanyajawab mengenai pelajaran sebelumnya
· Guru mengajak siswa membentuk kelompok
· Guru mengulang tentang konsep adaptasi
· Guru memberikan panduan belajar kepada masing-masing kelompok
Kegiatan inti
· Guru memberikan penjelasan cara kerja kelompok
· Guru membimbing siswa mengamati gambar tumbuh-tumbuhan
· Guru membimbing siswa menggolongkan tumbuh-tumbuhan berdasarkan
ciri-cirinya
· Guru membimbing siswa menggolongkan tumbuh-tumbuhan berdasarkan
tempatnya
Kegiatan akhir
· Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran
· Guru memandu siswa menarik kesimpulan
· Guru memberi evaluasi kepada siswa
Evaluasi
1. Tuliskan cirri-ciri tumbuhan
2. tuliskan 5 nama tumbuhan berdasarkan cirri-cirinya
3. Tuliskan 5 nama tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya
3.4.Kegiatan pengamatan / observasi
Dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan diatas yang dilakukan oleh kolaborator. Adapun hal-hal yang diobservasi meliputi:
· Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM
· Kegiatan siswa dalam kerja kelompok
· Aktifitas guru dalam mengelola KBM
· Monitoring angket siswa
3.5. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siswa pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi ini dilakukan untuk menganalisa perbaikan. Setelah siklus I dilakukan dan belum menunjukkan hasil pada kemampuan dalam peningkatan minat belajar IPA maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II.
SIKLUS II
a. Perencanaan
Prosedur yang dilakukan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi dan analisa data pada siklus I. Dalam siklus II pembahasan materi berbeda dengan siklus I. Karena siklus II menggunakan metode out door study.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan awal :
· Absensi siswa
· Guru langsung mengajak siswa ke lokasi
· Guru meminta siswa berkumpul sesuai kelompoknya
· Guru membuka pelajaran dan memberi salam
· Guru memberi motivasi yang lebih meningkatkan antusias siswa
Kegiatan inti :
· Masing – masing kelompok berpencar pada lokasi yang sudah
ditentukan dan diberi waktu 25 menit
· Guru membimbing siswa selama pengamatan
· Selesai waktu yang sudah ditentukan guru mengajak siswa berkumpul
kembali untuk diskusi hasil pengamatannya
· Guru memandu diskusi dan siswaw diberi kesempatan memberi
tanggapan waktu yang disediakan + 25 menit.
Kegiatan akhir :
· Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
hambatan/kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran
· Guru memberikan kesimpulan bersama siswwa
c. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siswa pada siklus II,maka perlu adanya perbaikan – perbaikan tindakan – tindakan selanjutnya. Refleksi ini dilakukan untuk menganalisa perbaikan. Setelah siklus II dilakukan dan belum menunjukkan hasil pada kemampuan dalam peningkatan minat belajar IPA dengan menggunakan metode out door study maka dalam hal ini dilaksanakan siklus III
3.6.Jadwal Penelitian
No | Kegiatan | Bulan / minggu efektif | |||||||||
April 2010 | Mei 2010 | ||||||||||
| | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
1 | Refleksi awal (persiapan,pelaksanan tindakan kelas) | x | x | | | | | | | | |
2 | Siklus I | | | | | | | | | | |
| Pertemuan I | | x | | | | | | | | |
| Pertemuan II | | x | | | | | | | | |
| Pertemuan III | | | x | | | | | | | |
| Evaluasi siklus I | | | x | | | | | | | |
3 | Siklus II | | | | | | | | | | |
| Pertemuan I | | | | x | | | | | | |
| Pertemuan II | | | | x | | | | | | |
| Pertemuan III | | | | | | | | | | |
| Evaluasi siklus II | | | | | | x | | | | |
4 | Analisa data | | | | | | x | | | | |
5 | Penulisan laporan | | | | | | | x | x | | |
6 | Penulisan laporan hasil penelitan | | | | | | | | | x | |
| | | |
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdaasarkan hasil penyelesaian siswa terhadap soal – soal tes siklus I yang telah diberikan.maka diperoleh bahwa siswa kurang paham dalam menyelesaikan soal –soal IPA, sehingga belajar siswa rendah. Perolehan nilai dan skor siswa pada saat tes siklus I dapat dilihat pada table di bawah ini :
Table 4.1.1 Hasil Perolehan Nilai Siswa Pada Saat Tes Siklus I
NO | NAMA SISWA | SKOR | NILAI | KETUNTASAN |
1 | Asrul | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
2 | Bambang | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
3 | Dika | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
4 | Dwi | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
5 | Juli | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
6 | Jimi | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
7 | Jhodi | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
8 | Jul | 8 | 80 | TUNTAS |
9 | Jayus | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
10 | Jeremi | 7 | 70 | TUNTAS |
11 | Liliq | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
12 | Muhamad | 8 | 80 | TUNTAS |
13 | Minar | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
14 | Mayang | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
15 | Nur | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
16 | Pita | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
17 | Robby | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
18 | Riswita | 7 | 70 | TUNTAS |
19 | Ros | 7 | 70 | TUNTAS |
20 | Stepan | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
21 | Srimita | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
22 | Silvia | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
23 | Sutedi | 7 | 70 | TUNTAS |
24 | Tiara | 6 | 60 | BELUM TUNTAS |
25 | Wulan | 9 | 90 | TUNTAS |
| Jumlah | 150 | 1500 | |
| Rata - rata | 6.00 | 6.00 | |
| Ketuntasan | 30% | 30% | |
Dari tes siklus pertama yang dilakukan dapat diketahui bahwa skor dan nilai rata-rata siswa adalah 6,0 hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa pada pembelajaran Sains masih rendah. Nilai rat-rata pada saat tes siklus pertama dari 25 siswa adalah 6,0 untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi, maka guru kelas V kembali melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan lebih menekankan pada kegiatan belajar mengajar yang memakai metode Out door Study sebagai pendekatan perbaikan pembelajaran. Setelah pembelajaran pada siklus dua selesai dilakukan maka diberikan tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Hasil perolehan nilai dan skor pada saat tes siklus II dapat dilihat pada table dibawah ini .
NO | NAMA SISWA | SKOR | NILAI | KETUNTASAN |
1 | Asrul | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
2 | Bambang | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
3 | Dika | 5 | 50 | BELUM TUNTAS |
4 | Dwi | 7 | 70 | TUNTAS |
5 | Juli | 7 | 70 | TUNTAS |
6 | Jimi | 6,5 | 65 | TUNTAS |
7 | Jhodi | 7 | 70 | TUNTAS |
8 | Jul | 8 | 80 | TUNTAS |
9 | Jayus | 6,5 | 65 | TUNTAS |
10 | Jeremi | 7 | 70 | TUNTAS |
11 | Liliq | 7 | 70 | TUNTAS |
12 | Muhamad | 8 | 80 | TUNTAS |
13 | Minar | 6,5 | 65 | TUNTAS |
14 | Mayang | 6,5 | 65 | TUNTAS |
15 | Nur | 6,5 | 65 | TUNTAS |
16 | Pita | 7 | 70 | TUNTAS |
17 | Robby | 7 | 70 | TUNTAS |
18 | Riswita | 7 | 70 | TUNTAS |
19 | Ros | 6,5 | 65 | TUNTAS |
20 | Stepan | 7 | 70 | TUNTAS |
21 | Srimita | 7 | 70 | TUNTAS |
22 | Silvia | 7 | 70 | TUNTAS |
23 | Sutedi | 7 | 70 | TUNTAS |
24 | Tiara | 6,5 | 65 | TUNTAS |
25 | Wulan | 9 | 90 | TUNTAS |
| Jumlah | 169,5 | 1695 | |
| Rata - rata | 6,78 | 67,8 | |
| Ketuntasan | 90 % | 90 % | |
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II ternyata ada 22 orang yang telah lulus dalam tes siklus II. Jika dilihat perolehan nilai rata-rata dari 25 siswa diperoleh 67,8. hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada saat diadakan tes siklus I adalah 60 dan siswa yang tuntas belajar sebanyak 30%. Sedangkan saat tes siklus II dilaksanakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 67, 8 dan siswa yang tuntas belajar adalah 90 %. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa meningkat dalam menguasai materi tumbuhan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang telah disajikan dalam BAB IV dapat diambil kesimpulan bahwa :
- Pembelajaran dengan menggunakan metode Out Door Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa
- Dari hasi pelaksanaan siklus I diperoleh tingkat ketuntasan belajar sebesar 10 %
- Dari hasil pelaksanaan siklus II diperoleh tingkat keuntungan belajar sebesar 90 %
5.2. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian peneliti menyarankan :
- Bagi guru yang menerapkan pembelajaran siklus dengan metode out door study hendaknya lebih sabar dan teliti dalam memilih metode pembelajaran serta memperhatikan alokasi waktu yang ada.
- Untuk meminimalisir siswa yang tidak tuntas belajar, hendaknya guru lebih cepat dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar agar siswa dapat mengoptimalkan kemampuan belajar
- Bagi guru jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus agar tercapai hasil belajar yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi. 1995. Filsafat Komunikasi. Bandung; Remaja. Rosdakarya.
Karjawati, 1995. Hubungan antara penggunaan metode mengajar, kemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengamatan mengajar guru dengan tingkat motivasi belajar Sains SD Negeri di Kotamadya Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Program Sarjana IKIP Malang.
Sumaatmadja, N. 1997. Metodelogi Pengajaran Sain. Bandung. Bina Aksara
Syaifulllah. M. 1995. Motivasi Belajar pembelajaran dan Upaya –upaya Peningkatannya. Malang. IKIP Malang.
Sumber :Buletin Pelangi Pendidikan ( Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SD ), Volume 6 No. 1 Tahun 2003
\
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mapel : IPA
Kelas/Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Tahun Ajaran : 2010 / 2011
- Standar Kompetensi
Mengidentifikasi cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya
- Kompetensi Dasar.
Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
- Materi Ajar : Mahluk hidup dan proses kehidupan
- Indikator :
- Mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya
- Mengaitkan antara ciri khusus dengan tempat tinggalnya
- Tujuan Pembelajaran
· Siswa dapat mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya
· Siswa dapat mengaitkan antara ciri khusus tumbuhan dengan tempat tinggalnya.
- Kegiatan Belajar Mengajar
a. Kegiatan Awal.
· Guru mengabsensi siswa
· Guru langsun mengajak siswa ke lokasi
· Sisw berkumpul sesuai kelompoknya
· Guru mengulang tentang konsep adaptasi
· Guru memotivasi yang lebih meningkatkan antusiasi siswa
b. Kegiatan Inti.
· Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi yang sudah ditentukan
· Guru membimbing siswa selama pengamatan
· Setelah selesai waktu yang ditentukan guru mengajak siswa berkumpul kembali untuk mendiskusikan hasil pengamatannya
· Guru memandu diskusi dan siswa diberi kesempatan untuk member tanggapan dengan waktu yang disediakan.
c. Kegiatan Akhir.
· Guru memberikan kesempatan terhadap siswa untuk mengungkapkan hambatan / kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran
· Guru bersama siswa menarik kesimpulan
· Guru memberikan evaluasi terhadap siswa
d. Evaluasi.
1. Tuliskan bagian-bagian tumbuhan
2. Tuliskan ciri-ciri tumbuhan.
3. Tuliskan nama tumbuhan berdasarkan ciri-cirinya dan tempat hidupnya
4. Golongkan tumbuh-tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan tempat hidupnya
- Alat dan sumber belajar
Buku Dunia IPA Kelas 5 Penerbit PT Yudistira Ghalia Indonesia.
ISTRUMEN : LEMBAR OBSERVASI
Prosedur dan Instrumen pengumpulan Data dilakukan yaitu observasi oleh teman sejawat, untuk merekam cara guru menjelaskan dan keatifan siswa dengan mengisi instrument sebagai berikut :
Beri Tanda √
No | Aspek yang diamati | Ya | Tidak |
1 | A. Guru menggunakan contoh | | |
| B. Guru menggunakan alat peraga | | |
2 | Bahasa yang digunakan guru jelas dan mudah dipahami | | |
3 | Guru memeriksa pmahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan | | |
4 | Guru memberikan kesempatan bertanya | | |
5 | Guru membagi kelompok kerja dan memberikan arahan kerja kelompok | | |
6 | Siswa aktif dengan kelompok masing-masing | | |
7 | Minat siswa tinggi dengan diberi tugas kelompok dan alat peraga | | |
8 | Siswa memahami tugas kelompok masing-masing | | |
9 | Siswa terlihat tertib dan teratur dengan kerja kelompok | | |
10 | Motivasi belajar siswa bertambah dengan metode belajar Out Door Study | | |
11 | Siswa dapat menyimpulkan dan mengemukakan hasil kerja kelompok | | |
12 | Guru memberikan kesempatan bertanya | | |
13 | Siswa menjawab pertanyaan guru | | |
14 | Jawaba siswa logis | | |
15 | Siswa bertanya | | |
16 | Pertanyaan siswa ditanggapi oleh guru | | |
17 | Pertanyaan siswa ditanggapi oleh siswa lain | | |
18 | Siswa aktif dalam kelompok diskusi | | |
Saran : |